Pembangunan Masjid Agung Pontianak secara resmi dimulai. Dua sesepuh Masjid Mujahidin yang nantinya akan disulap menjadi masjid agung, H Mas’ud Abdullah SH dan Hj Jusnur Hamid meletakkan batu pertama, Jumat (18/11).
Salat Jumat hari itu pun akan menjadi Salat Jumat terakhir umat muslim Kota Pontianak di Masjid Mujahidin setelah pembangunan Masjid Agung Mujahidin dilakukan. Pembangunan masjid terbesar di Kalbar ini diharapkan dapat menjadi masjid kebanggaan Bumi Khatulistiwa nantinya.
Pelaksanaan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Mujahidin dimulai usai Salat Jumat. Ketua Umum Pembangunan Masjid Mujahidin Dr Oesman Sapta Odang, Gubernur Kalbar Drs Cornelis MH didampingi Wakil Gubenur Kalbar Christiandy Sanjaya memasuki areal masjid yang telah disulap dengan kain bernuansa biru putih, tempat di mana acara berlangsung. Sedangkan Walikota Pontianak Sutarmidji SH MHum selaku Ketua Harian Pembangunan Masjid Mujahidin memberi kejutan dengan menjadi MC acara tersebut.
Tidak hanya itu saja, acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Mujahidin ini, dikejutkan dengan kedatangan Ustaz Maulana. Ustaz kondang yang dikenal dengan sebutan jamaah… ini, memberikan tausiah pada acara peletakan batu pertama tersebut. Sayangnya, acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Mujahidin diwarnai listrik padam. Kejadian kontan membuat para undangan/tamu kecewa. Pasalnya saat insiden tersebut ustaz kondang dari Makassar, Ustaz Maulana sedang memberikan tausiah.
Suara dari mikrofon Ustaz Maulana saat memberikan tausiah pun tiba-tiba hilang. Selain itu lampu penerangan dalam acara seremoni peletakan batu pertama juga padam.
Ketua Umum Pembangunan Masjid Mujahidin Oesman Sapta Odang menyatakan kegembiraannya atas dimulainya pembangunan masjid ini. Ia juga mengaku senang dan sangat antusias dengan kepercayaan Pemkot Pontianak dan Pemprov Kalbar yang telah menunjuk dirinya menjadi Ketua Umum Pembangunan Masjid Agung ini, sekaligus penanggung jawab pembangunan masjid ini. Oesman yakin masjid ini nantinya akan menjadi masjid yang dapat dibanggakan oleh masyarakat Kalbar.
”Kalau dulu, setiap membawa tamu dari luar, sarana masjid ini rasanya kurang layak. Alangkah indahnya kita bisa mempunyai masjid yang layak dan menjadi kebanggaan kita semua. Alangkah indahnya kita membangun kemajuan Kalbar dengan membangun rumah Allah,” ujarnya.
Pembangunan masjid yang akan menelan dana hingga Rp80 miliar ini ditargetkan akan selesai dalam waktu satu setengah tahun ke depan. Saat ini, kata Oesman, dana yang sudah terkumpul senilai 45 miliar.
“Sebanyak 20 miliar dari Pemprov yang diberikan secara bertahap. Tahap pertama Rp10 miliar. Kemudian dari Pemkot Rp10 miliar ditambah Rp5 miliar dari warga,” ujarnya. Sedangkan Oesman sendiri menyumbang Rp20 miliar.
Oesman mengajak masyarakat untuk memberikan dukungan dan partisipasi dalam pembangunan masjid ini. Panitia pun sudah membuka beberapa rekening masjid pada beberapa bank, antara lain; Bank Ummat, Bank Kalbar Syariah, Bank BNI 46, dan Bank BRI. Bahkan dirinya tak segan-segan menggadaikan Hotel Mahkota miliknya, jika dana tidak memadai.
“Kalau tidak ada lagi orang yang tak ade hati, Hotel Mahkota pun saya gadai,” ucapnya yang langsung disambut gemuruh tepuk tangan para undangan.
Tidak hanya mengajak umat muslim, Oesman juga mengundang umat lain yang ingin memberikan dukungan dan partisipasinya dalam bentuk donasi. “Tidak peduli dari mana, asal diberikan secara tulus ikhlas. Jangan merasa beda dalam memberikan sumbangan karena jumlah tidak penting, tapi ikhlasnya. Mari kita agungkan masjid ini seagung-agungnya,” tegasnya.sumber : http://www.equator-news.com/